Tuesday, September 27, 2016

(Good) -Bye .


Tidak ada kebaikan, jika untuk melakukannya justru malah menyakiti orang lain. Bahkan tentang berbohong demi kebaikan. Apa sesungguhnya yang mereka pikirkan?
---

          Apakah hanya aku yang merasa ingkar janji, karena dititik terparah bukan lagi kamu yang ku cari? Aku lengah, lalu kehilangan. Kehilangan kamu yang mati-matian ku jaga tanpa tapi tanpa tepi. Sejak awal memang sudah kalah dengan dia yang selalu kau sebut rumah, sedangkan aku hanya persinggahan. Berkali-kali ku bertanya siapa dia, dan lagi-lagi kau jawab hanya teman. Bodohku yang lagi-lagi mempercayai tipuanmu. Bukan bodoh, hanya saja ini adalah keahlianku dalam mencintaimu meski penuh luka.
Kamu selalu membahasa tentang kita. Kita? Mungkin maksutmu kamu dan dia, bukan denganku. Ada banyak hal yang ingin ku tanyakan, tapi seakan jarak memperkeruh keadaan. Kamu yang selalu berdusta dan aku yang tetap selalu mengiyakan semua antara kamu dan hanya teman-mu itu dibelakangku. Pikirmu dengan semua dustamu aku tetap tak akan terluka? Lalu dengan semua dusta yang kau bilang demi kebaikan akan menjaga keutuhan cinta dan membuatku bahagia? Kamu salah. Aku lelah dengan semua permainan yang ada, haruskah kita berhenti dan mengakhiri perasaan satu sama lain? Mungkin aku memang sudah kalah dengan dia yang selalu mencuri waktumu.

          Katamu waktu mampu memaafkan dan menyembuhkan segalanya, lalu mengapa itu tak terjadi? Mungkin kamu salah, bukan menyembuhkan tapi lebih ke membiasakan. Ya membiasakanku tanpa semuanya, tanpamu. Karena setiap ku mengingatmu aku masih sangat bisa merasakan bagaimana luka ketika kau kecewakan, luka atas semua permainanmu dengan dia yang selalu kau sebut hanya teman. Aku akan selalu merasakan semuanya, hanya saja waktu membiasakanku mengingatmu tanpa ada air mata.

Cinta? bukankah sudah kita sudah saling tahu bahwa sejak saat itu rasa ini telah tiada. Jadi ijinkan aku terbiasa akanmu, semoga esok tak ada lagi luka atau air mata ketika mengingatmu. Tapi tolong jangan pernah memohon, karena selamanya aku tidak akan bisa memaafkan kamu. Biarkan ini menjadi urusanku dengan Tuhan-ku, terima kasih untuk waktu yang sia-sia ini.


aku ,
wanita membosankan-mu.

Tuesday, September 20, 2016

September End .


"Dan akhirnya hatiku roboh lagi. Setelah setengah mati berjuang mempertahankan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Mungkin aku harus istirahat sejenak, dari cinta yang salah." - D.
---

           Teruntuk kamu yang tengah berbahagia dengan dia, pengganti cinta lama yang telah usang terlindas jaman. Bukankah pernah ku katakan bahwa aku akan tetap bahagia untukmu, walau kenyataannya tertawa belum tentu bahagia. Mungkin karena luka yang kamu goreskan terlalu dalam, aku tidak bisa membedakan mana kecewa dan duka. Yang ku tau hanya cara untuk memaafkanmu lagi dan lagi.

Maaf jika sampai saat ini aku masih dan selalu mengungkit semuanya sendirian, karena memang aku lebih terbiasa sendiri daripada bersamamu selama dua tahun ini. Aku menyayangimu lebih dari diriku sendiri, dan kehilanganmu secepat ini seperti hujan yang tanpa henti. Bagiku, kamu memang salah satu alasanku untuk merasakan sedih dan senang. Tetapi jika kamu pikir ini akan berlangsung selamanya, kamu salah. Mungkin ketika suatu saat kamu ingin berusaha membalikkan semuanya, aku tak lagi ada.

          Teruntuk kamu, jangan datang lagi jika hanya untuk menghakimi bahwa akulah yang palinh bersalah atas semuanya. Aku masih terlalu sibuk membenahi hatiku. Kalau kamu datang juga, yang ada ku semakin hancur. Kumohon.

Jangan lagi menghantuiku melalui mimpi indah tentang kita atau semacamnya. Aku hanya ingin tenang menjalani kehidupan tanpamu, itu saja. Aku telah memutuskan untuk tetap bahagia ada atau tidak adanya kamu di dunia ini.

Dua tahun aku membanggakanmu didepan teman-temanku tanpa henti, dua tahun pula kamu mengecewakan hati. Terima kasih untuk semua luka ini. Jika suatu saat kita dipertemukan lagi, semoga kita telah memiliki kebahagiaan itu sendiri. Oiya satu lagi, maaf bukan niatku untuk menjadi jahat, tetapi memaafkan orang yang telah mengecewakan sepertimu lebih susah daripada harus memaafkan orang yang telah membuatku marah atas kesalahan yang sama.

Happy failed two years anniversary, yankee . God bless you :)

Tuesday, September 6, 2016

Mimpi?

Setelah sekian lama kita bersama, selama itulah aku berdusta pada diriku sendiri. Kepahitan yang selama ini kupungkiri, akhirnya tiba menjadi sesuatu yang benar-benar harus kuhadapi. Sudah ku peringatkan pada tubuh, terutama hati, untuk selalu kuat dalam keadaan terburuk sekalipun. Tapi nyatanya luka mengambil alih semua kekuatan.

Disini ku masih tertegun dengan semua drama yang kau lakukan. Entahlah aku sendiri masih sibuk mencari keahagiaan yang telah lama kau tenggelamkan. Mungkin sekarang kata jauh lebih tepat untuk menggantikan semua luka ketika air pun tidak bisa tumpah dari mata. Jika saja ku bisa menggantikan luka yang kurasakan, tak perlu ku bersusah payah untuk membunuhmu dalam ingatan. 

Aku masih saja berharap bahwa kau selalu mrengkuhku seperti biasanya. Menyanyikan sederet lagu tentang betapa dalamnya perasaanmu karenaku. Dan memperkenalkanku di depan semua orang terdekatmu, termasuk mamamu. Ah, betapa ku merindukan setiap mimpi itu. 

Memang sudah lama berlalu, namun kau masih saja hadir dalam setiap mimpiku. Aku yang masih mengikutimu bagai parasit, masih melihatmu seperti dulu ketika kau masih milikku. Bagiku kau adalah seluruh masaku, alamat rinduku tuh berlabuh. Ini bukan perihal aku tak bisa melanjutkan hidupku tanpamu, hanya saja cerita yang kita buat terlalu indah jika ditinggalkan bukan?

Yah setidaknya kau masih nyata, di mimpiku. Walau terkadang mimpi pun menipu, sesaat disitu selamanya kau milikku.