Apakah ini saatnya
untuk melanjutkan, atau berhenti di tengah jalan?
Aku tak pernah bebas untuk mencintai dia dihadapan semua
temanku, aku yang lebih suka mencintainya secara diam-diam dan tanpa harus
banyak orang yang tau, menyembunyikan semua kemesraan ini dari pandangan
mereka, dan dengan semua sapaan mesra tanpa pernah terdengar dimuka umum. Tidak
sekali bahkan sering, perasaan sakit ini menyelinap dan menciptakan benci
secara nyata dalam rahasia ini, aku tak bisa berbuat apa-apa, kamu pun sulit
untuk menenangkanku dalam keadaan seperti ini. Yang terjadi hanya sapaan hangat
dan penyelesaian masalah melalui pesan singkat kita setiap malam.
Kita terlihat seakan tak ada hubungan apa-apa. Mereka melihat
ku hanya sebagai permainan dan kamu dalang yang mengatur semua permainan,
akankah aku terbang atau harus terjatuh, itulah tugasmu. Mereka melihat apa
yang mereka lihat, kita merasakaan apa yang kita sembunyikan. Aku tau bagaimana
rasanya diperolok seperti itu, aku tau bagaimana terpojoknya kamu saat mereka
mencibirmu sesakit itu, tapi aku bisa apa? Aku hanya mengikuti alur yang
membawaku menjadi seperti yang kau sakiti, seperti kita sebelum ini. Mereka
tidak tahu kita bagaimana, kenyataan saat kita sedang berdua, perasaan ini
mengembang begitu liar, cinta mengalir begitu derasnya. Tak ada orang lain yang
tahu bahwa kita telah bersama, karena bagiku hubungan ini belum waktunya untuk
dipublikasikan. Aku tau kamu sangat ingin mereka tahu, agar semua tuduhannya
terhadapmu sirna. Tapi maafkan aku, mungkin aku terlalu banyak menuntutmu dan
bersikap egois terhadapmu, kamu selalu ku perlakukan seperti biasa-biasa saja
di depan mereka.
Apakah kamu pernah beranggapan bahwa kamu bukan orang
penting dihidupku? Apakah kamu selalu beranggapan bahwa aku menduakanmu atau
mendustaimu karena aku tidak ingin hubungan diketahui terlebih dahulu? Atau
kamu beranggapan bahwa aku hanya membalas permainanmu?
Kamu salah, aku selalu menunggumu. Dari awal aku merapatkan
seluruh tekatku untuk terus menunggumu, walaupun kamu selalu saja pergi
meninggalkanku. Mimpi itu selalu menjadi petunjuk bahwa pada akhirnya kita akan
bersatu, tapi entah mengapa sekarang aku malah menyakitimu seperti ini.
Membiarkan mereka menuduhmu tanpa bisa aku membelamu, membiarkan sikap egois
dan cemburuku membuncah, kau pasti bosan terhadapku.
Aku bahkan belum berani mempertegas status hubungan kita.
Kau pasti bertanya-tanya, “apakah ini dunia yang kau harapkan saat kau merasa
frustasi? Apakah ini cinta yang selalu kau nantikan kalau kenyataannya aku
hanya membosankan? Inikah hubungan yang membahagiakanmu jika aku belum bisa
menganggapmu nyata? Apakah ini saatnya melanjutkan atau berhenti ditengah
jalan?”
It would be someday, I just wanna you more patient. But if
you want to go? Let go … -Cry-
No comments:
Post a Comment