Friday, March 13, 2015

Hujan dan Kamu .


Aku masih percaya bahwa Paulo Coelho pernah berkata bahwa :
"When you want something, all the Universe conspires in helping you to achieve it"
--- 

Hujan sore itu,
mengingatkanku sosokmu. Priyogi. Pria yang ku temui di tengah hujan, ia berlari ke arahku dengan senyum cerianya. Sebegitu cintanya dia dengan anugrah Tuhan yang satu ini. Ia selalu mengajariku rasa bersyukur atas nikmat yang tidak ku sukai. Hujan membawaku kembali pada kenangan lalu bersamamu. Tanpa henti kenanganmu menyeruak masuk dalam hati. Aku menengadahkan kepalaku berhadapan dengan rintikan hujan, kupejamkan mata dan merasakan bayangmu dalam hening. 

Keheningan ini,
mampu mengapungkan semua kenangan akanmu, seketika mengembalikan sosokmu dan cintaku yang hilang, menerbangkan semua amarah dan mengulang semua kejadian manis serta indahnya semua perlakuanmu padaku, dulu.

Masih sedikit kuingat perkataanmu sebelum kau menghilang dalam kegelapan. Kau selalu berkata bahwa tidak ada satu diantara mereka yang akan menjagaku sebaik kamu menjagaku selama ini. Kau selalu berkata bahwa hanya kau yang akan ada dan selalu ada untuk menghapus semua luka serta air mata. Dan aku masih ingat jelas untaian kalimat yang kau sepakati menjadi janji, kau berjanji akan menungguku, menungguku menyelesaikan semua masalahku dan sampai saat itu tiba kau masih tetap disitu, menungguku.

Ternyata semua janjimu hanya kalimat penenang sesaat. 
Pada akhirnya kau ikut menghilang, pergi, meninggalkanku sama seperti mereka yang pernah berjanji akan terus ada dan setia menemaniku disini, sampai hari ini. Hadirnya selalu kurindukan, seperti halnya hujan yang selalu menantikan dirinya jatuh diatas permukaan tanah dan menciptakan aroma kehangatan. 

"Kalau suatu saat nanti kau rindu padaku, maukah kau memberitahuku? Supaya aku bisa langsung berlari kearahmu, menemuimu." , ucapmu.

Mungkin sekarang tidak akan ada lagi sosok yang berlari menemuiku ketika aku berkata bahwa aku sedang merindukanmu. Mungkin sekarang aku yang harus berlari menemuimu ketika aku mulai merindukan hangatnya pelukanmu.

Aku berusaha mengingat semua kejadian kita dibawah hujan sore itu. Maafkan aku karena tidak bisa mengingat semua secara sempurna, ingatanku memang buruk. Maukah kau membantuku mengingatnya lagi?

Mungkin jika tidak bisa disisiku setiap hari, datanglah setiap malam dalam mimpiku, supaya aku tidak lupa. Tidak harus menampakkan sosokmu disisiku, dengan hadir saja dalam setiap ku mengucap rindu, itu sudah mewakilkan hadirmu dalam balutan hangat rinduku terhadapmu.

Are not you?


---

p.s : you, a man who never moved. rest in peace best, never cant stop missing you.

1 comment:

  1. Sebuah narasi yg bener" menyentuh kehidupan alam semesta. . . .

    Curahan hati yg begitu dalam yaa (y)

    ReplyDelete