Saturday, December 31, 2016

Danke .


"Karena sedih dan bahagia hanya titipan Allah semata, sudah kupersiapkan hati sebelum semua hal terburuk terjadi. Bagaimanapun akhirnya nanti, jika kita sama-sama tersakiti, maka aku yang akan terlebih dahulu pergi ." 

---

          Mungkin semua perilaku dan perkataanku masih terlihat seperti wanita patah hati, but seriously saya jauh lebih bahagia dengan kehidupan yang saya jalani saat ini. Karena untuk menciptakan kebahagiaan, dia tidak perlu ikut campur didalamnya. Bahagia tercipta karena kita yang menjalankan. Dan saya bahagia menjalani ini semua tanpa kamu sekalipun didalamnya.

Masih terlihat seperti curhatan wanita patah hati?

Okay, saya menyerah. Memang untuk membangkitkan hati yang telah berkali-kali terjatuh dan memaksakan diri yang telah berkali-kali ditipu ini tidak semudah yang mereka sarankan. Sakit hati mungkin iya, tapi tolong percaya, itu hanya berlaku beberapa hari setelah kepergiaannya. Saya memang bodoh, tapi maaf untuk hal seperti ini saya mungkin jauh lebih pintar. Saya telah memperingatkan hati dari jauh hari sebelum hal buruk seperti ini meremukkan hati.

          Mungkin tidak semua caci maki yang akan saya lontarkan padanya jika dipertemukan nanti, terlebih saya ingin berucap terima kasih. Lagi-lagi dia mengajarkan saya bagaimana menjadi wanita pemaaf dan sabar dalam menerima segala keadaan yang ada.

Ps : Terima kasih juga telah menjelaskan siapa kamu sebenarnya, ternyata pencitraan still exist.

---

Happy new-year, bye 2016.

Tuesday, December 27, 2016

Usai disini.


Pernahkah kamu merasa hampa dan tidak baik-baik saja?

Seperti kehilangan sesuatu namun tak tau itu apa. Ingin sekali rasanya melupakan namun enggan, ingin tertawa namun tertahan. Pernah?
Pernah
---

Yogyakarta. Desember 27, 2016.

Aku kembali, membawa semua sisa serpihan hati yang kau bawa pergi dan tak kembali.
         Aku terus menerus menyebutkan namamu, tanpa tau alasan apa lagi masih ada kamu dalam hidupku. Mungkin ini adalah bukti bahwa semesta ikut berkonspirasi akan rinduku yang tak bertepi. Sore itu, ketika senja dipelupuk mata, aku mengulang-ulang semua reka adegan dari awal kita berjumpa hingga memaksakan untuk berpisah.

Seandainya bisa kutawar, aku ingin hidup biasa-biasa saja tanpa ada perpisahan dan kehilangan didalamnya. Biarkanlah cerita kesedihan ini berjalan apa adanya tanpa ada dua diantaranya.

"Aku ingin kamu jatuh cinta lagi padaku disini, di Yogyakarta"

Masih hangat ucapnya di daun telinga. Semua tempat ini mengingatkanku banyak hal akannya, tentang senyum yang tak pernah berhenti dan tentang cerita cinta yang kuharap tidak akan pernah mati.

Hujan membangunkanku akan kenangan yang telah lama terlelap. Seperti memanggilnya untuk pulang, seseorang yang lama telah pergi tapi ingatan tentangnya masih. Seruan kilat menyambar, menggetarkan hati mendewasakan diri.

Ku cukupkan hatiku.

Cukup padamu aku pernah meletakkan diriku jauh lebih rendah dari tanah yang kupijak. Anggap aku bodoh yang masih saja belum menemukan kata sudah diatas hubungan yang telah kau pecah.

Terimakasih karena telah mengajariku banyak hal yang mungkin akan mengeluarkan isak tangis ketika mengingatnya. Aku siap untuk melewati setiap tanggal dan bulan yang sama di tahun yang berbeda, tanpa mu. Setelah sedih ini, ku janji akan menguburmu dalam sepi, walau perih tapi tolong jangan lagi kembali.


note : terimakasih untuk 2016 yang berliku ini sayang, bahagialah selalu. 

Monday, December 12, 2016

Sebentar yang kuharap Selamanya.


          Jika mencintaimu adalah kesalahan, maka kesalahan keduaku adalah mengingatmu secara sengaja. Mengingatmu sama seperti menancapkan duri dalam hati, terasa sakit namun aku tidak bisa berhenti. Kau selalu berkata untuk sesuatu yang pasti, dan ku menyimpanmu dalam hati.

Aku dan kamu (mungkin) telah sama-sama lelah. Kamu yang lelah mengingat bahwa ada aku yang menunggumu begitu sabar dengan ribuan luka yang bertebaran, sedangkan aku lelah berharap kamu mengingatku sebagai wanita yang dulu kau sebut berharga.
"Andai saja suatu saat tiba-tiba putus asa itu hadir diantara kita, berhentilah. Berhentilah sejenak, toleh ke belakang. Lihatlah betapa jauh perjalanan yang telah kita susuri dan betapa besar pengorbanan tanpa tepi yang kulalui ini, untukmu."
Sesak.

          Ketika harus mengingat semua ucapan tulus yang sering kau sebut itu janji, kini tidak ada lagi. Jangan tanya mengenai luka, karena tidak akan bisa kuutarakan. Perihal luka yang sempat kau goreskan, akan selalu kupendam sedalam-dalamnya dalam diam. Agar hanya kebahagiaan yang selalu kau genggam dengan siapapun disana.

Ternyata aku mulai lelah mengingat yang telah terlewat, tentang aku, kamu dan kita. Aku sudah bisa mengikhlaskan semuanya, termasuk kau dan dia. Tetapi maaf ternyata menerima kenyataan bahwa kau tak lagi ada untukku , itu cukup susah. Biarkan semua rasa dan luka ini menjadi seperti sisa hujan yang pada akhirnya akan mengering disaat waktunya tiba.

Doaku, semoga kau selalu bahagia dipelukannya.