Friday, May 6, 2016

Janji.


Barangkali kita semua adalah suatu andai yang sedang berjuang. Memang tidak semua perjuangan ini akan membuahkan akhir bahagia, tetapi setidaknya kita telah mencoba. Tidak melarikan diri. Seperti kamu yang hanya sanggup untuk berjanji tanpa memperjuangkan semua kemungkinan yang selalu ku semogakan. Sesungguhnya aku enggan tuk menyinggung terlalu dalam soal janji, apa pun itu yang dulunya sempat kau puji tanpa realisasi. 

Janji? 
Aku gerah mendengar pria sepertimu mengumbar janji. Bagiku janji hanyalah kalimat tak pasti, yang tak sedikitpun tak tercampur oleh katahati, yang akan berujung basa-basi dan tentunya janji juga bukan hal yg pantas untuk ku seriusi sejauh ini. 

Menyesal? Karena memilihmu? 
Tidak, sama sekali tidak. Aku lebih dari bersyukur bisa mengenal dan membiarkanmu campur tangan akan cerita hidupku. Walau pada akhirnya nanti kita tidak bisa satu atap rumah, setidaknya nanti akan ada bagian yang kau ceritakan kepada anak-anakmu tentang aku. Dan melalui senyum itu aku tahu, bahwa masih ada aku dalam hatimu. 

Kamu akan selalu menjadi bagian dari doaku, walau tak sekental dulu, setidaknya masih kusebut satu persatu namamu dalam ribuan doa yang ku panjatkan tanpa rasa ragu. 

Kita,
Semoga.

---

ps : not everything i write is me and not everything you read is you. #fiction

No comments:

Post a Comment