Sunday, June 26, 2016

18 : 21


Untukmu,
kekasih yang selalu ada dari bahagia hingga tangis lara. Tetaplah disana, jangan kemana-mana, tetaplah seperti semula. Aku membutuhkanmu agar aku selalu terlihat utuh. Tetap disana, jangan berarak menjauh. Suguhkan aku lengkungan senyummu, lalu kan ku pulangkan keluh.

---

Hujan malam ini mengguyur lemas hati dan pikiranku.

Aku merindukanmu, lalu kumulai dgn menuliskan pesan singkat untukmu. Ku selalu berharap jarak bukan satuan yang akan menghancurkan kita, melainkan menguatkan. Kurapalkan tanganku dan menyebut namamu dalam setiap bait doaku. Kuulangi setiap doa dgn meminta kebahagiaan atas kita, tapi kenyataan yg kudapat hanyalah punggungmu yang semakin lama kudapati menjauh pergi.

Aku menghadirkanmu dalam biru.
Mengingat seberapa banyak kesalahan yang akhirnya membuatmu pergi lalu lari. Hanya meninggalkan kenang, membuat luka dan lalu terluka. Aku masih terus menyalahkan diri atas kepergianmu. Bisakah kamu tetap disana, dan jangan kemana-mana?

Terkadang aku cemburu kepada sosok yang tak pernah berusaha sedikit pun untuk meluluhkan hatimu, tapi begitu menarik perhatianmu. Sedangkan aku, begitu kerasnya aku berjuang menggadaikan semua yang kupunya namun pada akhirnya kau meninggalkan?

Bisakah kau mengerti bahwa ini melukai? Tolong kembalikan semua yang pernah kumiliki sebelum kau mencampuri, lalu kau boleh pergi.

Surabaya, 26 Juni 2016 .

Aku,
wanita yang cukup terluka.

No comments:

Post a Comment