Tuesday, September 6, 2016

Mimpi?

Setelah sekian lama kita bersama, selama itulah aku berdusta pada diriku sendiri. Kepahitan yang selama ini kupungkiri, akhirnya tiba menjadi sesuatu yang benar-benar harus kuhadapi. Sudah ku peringatkan pada tubuh, terutama hati, untuk selalu kuat dalam keadaan terburuk sekalipun. Tapi nyatanya luka mengambil alih semua kekuatan.

Disini ku masih tertegun dengan semua drama yang kau lakukan. Entahlah aku sendiri masih sibuk mencari keahagiaan yang telah lama kau tenggelamkan. Mungkin sekarang kata jauh lebih tepat untuk menggantikan semua luka ketika air pun tidak bisa tumpah dari mata. Jika saja ku bisa menggantikan luka yang kurasakan, tak perlu ku bersusah payah untuk membunuhmu dalam ingatan. 

Aku masih saja berharap bahwa kau selalu mrengkuhku seperti biasanya. Menyanyikan sederet lagu tentang betapa dalamnya perasaanmu karenaku. Dan memperkenalkanku di depan semua orang terdekatmu, termasuk mamamu. Ah, betapa ku merindukan setiap mimpi itu. 

Memang sudah lama berlalu, namun kau masih saja hadir dalam setiap mimpiku. Aku yang masih mengikutimu bagai parasit, masih melihatmu seperti dulu ketika kau masih milikku. Bagiku kau adalah seluruh masaku, alamat rinduku tuh berlabuh. Ini bukan perihal aku tak bisa melanjutkan hidupku tanpamu, hanya saja cerita yang kita buat terlalu indah jika ditinggalkan bukan?

Yah setidaknya kau masih nyata, di mimpiku. Walau terkadang mimpi pun menipu, sesaat disitu selamanya kau milikku.

No comments:

Post a Comment