Sudah tidak ada
lagi jarak yang merenggangkan, kini kita telah sepenuhnya terpisahkan. Akhirnya
selesai sudah hubungan yang kemarin memberatkan dan penuh luka. Telah selesai
tugas merindukan raga yang terpisah serta menahan gejolak rindu yang berujung
pilu. Tak ada lagi genggaman tangan dan tatapan yang memabukkan, kini kita
bebas dari hal-hal candu yang menyakitkan. Menyebalkan, karena melepaskan
seseorang yang terbiasa ada dan sedikit banyak mewarnai semesta selalu lebih
sulit dari mencintai walau itu harus bertepuk sebelah tangan.
Keputusan sudah
disepakati, meski bukan kita yang pada akhirnya mengakhiri tapi aku yakin ini
yang terbaik. Sekarang mari kita selesaikan ini tanpa perayaan, kita hanya
perlu melangkah maju dan menjauh dari satu sama lain. Seperti saat kita bertemu
pertama kali, tak ada persyaratan dan tak ada saling memberatkan.
Tentang kita, tidak
ada cerita buruk untuk dibagi, tidak aja pula kekurangan masing-masing yang
perlu ditertawai. Tidak perlu marah karena keinginan kita tidak terpenuhi,
tidak perlu mengeraskan kepala dan menguatkan ego untuk menuduh siapa diantara
kita yang paling bersalah atas perpisahan. Karena aku yakin, bukan kamu yang
salah, begitu juga dengan aku.
Jika seandainya
menghapus kenangan tentangku memang masih belum bisa, mungkin menghapus nomor
dan semua fotoku dari ponselmu merupakan awal yang baik dari segalanya. Kalau
pergi menjauh dan meninggalkanku juga masih susah, cobalah untuk berhenti
mencari tahu tentang aku itu akan jadi cara yang luar biasa untuk
menyingkirkanku. Tidak perlu pedulikan aku, karena aku punya cara untuk bangkit
dan bahagia ada ataupun tanpamu.
Mari kita mulai
dari awal lagi, aku dengan diriku sendiri dan kau pun dengan dirimu sendiri. Anggap
saja kita tak pernah bertemu hingga lebih seperti ini. Kita, tidak perlu ada
kata untuk kembali daripada mengulang “Sampai Nanti” hingga dua kali.
Mari kita izinkan
saja hati yang lain untuk datang dan menghuni.
Setuju?
No comments:
Post a Comment